“Jika kamu makan nanas, maka nanas itu
akan makan kamu”
Mungkin itu yang kita rasakan saat makan
nanas. Dengan warnanya yang khas, kuning menyala, nanas memang begitu menggoda untuk
kita makan. Tapi sialnya, nanas akan langsung balas dendam setelah kita makan.
Lidah kita rasanya seperti tidak nyaman. Nanas sepertinya menggigit lidah kita.
Tapi, sebenarnya apa sih yang terjadi?
Nanas, mengapa kamu menggigit lidahku saat ku makan? Apa salahku?
sumber: www.thoughtco.com
Pelaku utama dibalik kasus ini adalah enzim bromealin. Enzim ini memiliki kemampuan untuk memecah protein. Bromelain mampu mematahkan ikatan peptida (ikatan inilah yang membangun banyak asam amino menjadi protein) [1]. Sehingga enzim bromealin banyak digunakan untuk melembutkan daging. Nah, lidah kita menjadi salah satu korbannya saat kita memakannya.
Tapi jangan kuatir, lidah kita tidak
akan rusak permanen. Tubuh kita sudah diciptakan istimewa. Gusti Allah sudah
merancang lidah kita agar tetap bisa menikmati buah nanas. Ikatan peptida di
lidah kita yang putus akan segera diregenerasi dan kembali seperti semula. Jadi
kita tetap bisa makan nanas. O ya, nanas itu kaya nutrisi lho. Jadi bagus untuk
tubuh kita.
Jika kita perhatikan, biasanya setelah
memotong nanas, maka nanas akan ditaburi dengan garam. Apakah garam mampu
mengurangi bromealin? Ataukah garam melakukan hal lain? Hemm... tunggu
postingan berikutnya ya. Hehehe... See you!
Referensi:
[1] Pavan, R., Jain, S., Shraddha,
& Kumar, A. (2012). Properties and Therapeutic Application of Bromelain: A
Review. Biotechnology Research International, 2012, 976203. http://doi.org/10.1155/2012/976203
No comments