Pertanyaan itu muncul di malam minggu. Sungguh tidak mencerminkan sosok
yang romantis. Saat yang lain sedang membahas pasangannya atau membahas kondisi tanpa pasangan, ehh, malah aku memikirkan upil. Sungguh malam minggu yang mempesona. Di kamar sambil merenungkan apa itu upil.
Ok. saatnya kita bahas tipis-tipis tentang upil. Upil adalah istilah untuk ingus atau mukus kering yang selalu hinggap di dalam hidup kita,
eh... maksudnya hidung kita. Upil memiliki beragam warna dan tekstur yang berbeda. Karena dianggap kotor, kita selalu berusaha membersihkannya. Tapi masalahnya, sudah bebersih tiap hari tetap aja ada. Saya yakin para pembaca juga merasakan hal yang sama.
Aku ganteng, maka aku ngupil
Bagi sebagian orang, mengupil bukan lagi ritual bebersih. Tapi sudah menjadi kebiasaan. Bahkan banyak yang merasakan beribu kenikmatan saat membersihkan upil. Terlebih
lagi jika diperoleh hasil yang besar. Yaps, besar secara harfiah. Meskipun
begitu, upil akan selalu dianggap sebagai sesuatu yang kecil. Coba saja
berbelanja di pasar atau saat tawar menawar. Misalnya saja saat menawar salak,
banyak saya temukan Ibu-Ibu membandingkannya dengan upil.
Salak e kok sak upil-upil
Salaknya kok seukuran upil. Kurang lebih seperti itu terjemahannya dalam
bahasa Indonesia.
Padahal kan serem kalo dibalik
Upile kok sak salak-salak
Upilnya kok seukuran salak.
Hidung mana yang sanggup menampung upil seukuran salak? Terlebih hidung
saya yang pesek ini.
Tapi sebenarnya apa sih upil itu?
Setelah saya tanya ke dosen biologi, beliau sependapat bahwa upil adalah kotoran yang berhasil disaring oleh bulu-bulu di dalam hidung kita. Saat kita
menghirup udara, tidak selalu yang kita hirup adalah udara yang bersih. Banyak juga
udara kotor. Terlebih jika kita tinggal di perkotaan dan sering di jalanan. Hal
itu akan berpengaruh pada jumlah dan kualitas upil kita. Hal ini berbeda ketika kita tinggal di pedesaan dengan udara yang lebih bersih.
Upil juga bisa dihasilkan dari lendir yang mengering. Saat kita flu,
jumlah lendir yang dihasilkan oleh hidung akan berlebih. Saat kering, upil kita
langsung berukura besar. Hahaha....
Jika hidung kita masih menghasilkan upil, itu artinya penyaringan masih
berjalan dan hidung kita masih normal. Sejauh kita bernafas, kemungkinan upil muncul tetap ada. Saya rasa kita harus bersyukur atas itu semua. Dianggap jorok, itu urusan lain. Keberadaannya membuktikan hidung kita bekerja dengan baik. Tapi ya sebaiknya, sesuka apapun anda dengan ngupil, batasi kegiatan tersebut di keramaian.
O ya, ada pertanyaan klasik yang hanya bisa dijawab oleh orang-orang terdahulu. Pertanyaannya adalah, "Apa perbedaan Apel dan Upil?"
Jawabannya, "Kalo apel di atas meja. Sedangkan Upil di bawah meja."
Udah itu aja ya. Saya mau
upil sambil mengucap alhamdulillah. Nikmat manalagi yang bisa kau dustakan.
Cogito ergo pil
ReplyDeleteThiss is awesome
ReplyDelete